Ilmu Akhir Zaman



Wahai Para Isteri

Pernahkah kau perhatikan lebih jauh tentang susuk perkasa yang ada di rumahmu? Yang menjadi separuh nyawamu itu, dan yang menjadi teman seumur hidup bagimu untuk menghabiskan hari?
Lihatlah dia dalam tidurnya...

Tidur nyenyaknya...

Seolah menggambarkan betapa seharian ini beliau begitu lelah mencukupi nafkah untukmu. Dia menyingsingkan lengannya dan mengusap keringatnya, demi dirimu, demi sebuah hidup yang cukup. Katup sayu matanya... Mungkin sedang menahan derasnya air mata dalam tidur. Kerana sebaknya bendungan hati yang kian terguris setompok masalah hidup. Tapi semua masih tertahan... Karena tidak akan tega membiarkan kau dan keluargamu terabai.



Lihatlah kaki kuat itu...

Allah yang menopang tubuh renta suamimu, yang menjadi tongkat ketika harus menyusuri dunia untuk sebuah kebahagiaanmu, wahai isteri. Bahkan, seperti yang disabdakan Muhammad S.A.W., "Jikapun memang sesama manusia boleh bersujud, maka di kaki itu, kau harus meletakkan sujudmu dan memasrahkan tanganmu kepadanya."

Lihatlah gurat garis wajahnya...

Kulitnya yang legam dan kasar itu menandakan beratnya perjuangan. Seakan di sana terukir sebuah perjuangan yang begitu melelahkan namun menenangkan seluruh anggota keluargamu. Tanpa keluh, walaupun sesekali bimbang dalam melintasi, namun tetap menyediakan kudrat yang kuat, dan dada yang lapang demi kau bersandar. Lihatlah gurat wajah lelah itu, yang seakan semakin rapuh dari hari ke hari namun tetap teguh demi sebuah yang bernama tanggungjawab.

Lihatlah para isteri yang sholehah, dialah suamimu...

Lihatlah tangannya... Rasakan tangan berkulit kasar itu, yang semakin hari semakin terasa kasar. Tangan itulah yang telah menyelamatkanmu menuju sebuah kehormatan dan mengendongmu pada sebuah perlindungan. Tangan itulah yang terkait dengan hati mereka di mana mereka seumur hidup menghabiskan hari-harinya untuk memenuhi keperluan keluarganya.

Lihatlah mata mereka...
Pandangan redup itulah yang mendamaikanmu. Mengajakmu dengan lindungan dalam kekuatan mereka. Berharap kedamaian menyelimutimu, menghapus sedihmu dan kembali membawa senyum untukmu, wahai para isteri. Pandangan teduh itu yang mengoyak keangkuhan dan kekuatan mereka demi sebuah cinta yang tulus untuk keluarga. Pandangan teduh yang juga begitu lelah...

Wahai para isteri...

Betapa ramai suami yang tidak dapat memejamkan mata mereka kerana beratnya fikiran dan tanggungjawab mereka saat ini. Subhanallah, maka bahagiakan dan alihkan sedikit beban mereka dengan sebuah kesenangan dan kesyukuran lantaran kehadiranmu. Bahagiakan mereka dengan merendahkan keluhanmu atas mereka, dan menghadirkan senyum di hari-hari mereka.
Lihatlah ketulusan hati mereka...

Seorang lelaki yang dengan penuh tulus dan pengabdian penuh, telah menghabiskan jatah umur mereka demi memegang kendali kapal rumah tanggamu. Mereka tak mengharapkan belas dan balas, kecuali kesetiaanmu. Mereka tak mengharapkan puji dan puja, kecuali kebijakanmu menjaga anak-anak dan memelihara kehormatan diri serta keluarga. Mereka tak mengharapkan hadiah kecuali dengan kebahagiaan... Kerana terjaganya pendamping yang sholehah di sisinya...
*************
Sungguh para isteri...
Redha suamimu adalah kunci syurga dunia bagi dirimu dan syurga akhirat untukmu dan keluargamu. Maka hargailah...

Maka rendahkanlah suaramu, walaupun mungkin dalam amarahnya yang sempat memuncak. Tak mengapalah jika mengalahmu bisa menjadi sedikit balasan bagi kelegaan hati mereka. Allah akan tersenyum kepadamu... Allah akan redha kepadamu... Syurga pun akan merindukanmu atas semua kebesaran hati dan keluasan jiwamu...

Dan... Sudahkah hari ini kau memanjatkan doa untuk kemudahan jalannya? Mengucapkan kata terima kasih untuknya? Seraya mencium tangannya dengan penuh cinta? Berjalanlah beriringan bersama menuju satu tujuan...

Cinta Allah Azza Wa Jalla...

-Kalaamiy, Lisaaniy

Post a Comment

0 Comments

Ulasan